Welcome to AGAPE Blog..Please enjoy!!

Sabtu, 16 April 2011

Generasi Tanpa Buku oleh Wira Franzdes S.

     Suatu hari seorang anak dibawa orang tuanya mengunjungi perpustakaan yang letaknya di pusat kota. Sesampainya di dalam perpustakaan, si anak mulai berjalan di lorong-lorong perpustakaan yang sepi dan melihat ke arah rak-rak yang tinggi namun setiap rak hanya terisi beberapa buku. Dia melihat setiap rak dan terlihat seolah-olah kecewa karena mungkin dia tidak menemukan buku yang ia cari. Sudah berjam-jam dia di sana, namun si anak belum menemukan buku apa yang ia cari. Kesabarannya mulai habis dan ia duduk di sebuah kursi di sudut ruangan. Mukanya terlihat murung dan sangat sedih, dan pada akhirnya dia pun menangis.
Buku apakah yang dicari anak tersebut? Mengapa dia sampai sesedih itu?
   Cerita di atas adalah gambaran masa depan sebuah generasi yang diwariskan oleh generasi yang tidak menghargai buku. Semakin hari, semakin banyak orang yang membuat dirinya tidak membutuhkan buku lagi. Teknologi mengakibatkan pergeseran sumber informasi manusia. Jika dahulu sekolah-sekolah dan universitas sangat menghargai buku dengan semboyannya: “buku adalah gudang ilmu”, namun sekarang semboyan itu tidak lagi menjadi populer dan dapat dikatakan telah berubah menjadi: “buku adalah sebagian kecil dari gudang ilmu”. Perangkat lunak yang merajalela membuat buku tidak lagi terlalu penting. Secara langsung ini berpengaruh kepada peredaran buku-buku. 
Arti kata buku secara kharafiah telah berubah. Munculnya buku- buku elektronik menunjukkan teknologi banyak mengambil peran buku yang konvensional. Buku yang dahulu kumpulan kertas yang disusun secara rapi sudah tidak tampak lagi. Kalau kita perhatikan dari arti kata buku, dalam KBBI buku berarti: sebuah berkas yang terdiri dari kertas-kertas yang disusun yang berisi informasi. Buku ditulis dengan tinta dan ada secara fisik. Manusia semakin menginginkan hal yang instan sejak meledaknya modernisme. Banyak orang beranggapan bahwa tidak penting bagaimana caranya, yang terpenting dan satu-satunya yang penting adalah hasilnya. Ini merupakan dampak dari ilmu pengetahuan yang berlebihan. Manusia hanya menginginkan hasil karena semakin banyaknya pilihan. Ketika manusia memiliki banyak pilihan, tanpa sadar manusia menghabiskan banyak waktu untuk memilih. Modernisme secara perlahan mengubah pola pikir manusia. Manusia tidak lagi berusaha untuk maksimal di dalam proses menemukan sesuatu, manusia hanya ingin maksimal pada hasil. Ketika berbicara tentang budaya, konsekuensinya adalah kita harus berbicara tentang manusia. Manusia begitu penting karena manusia menjadi penggerak dari budaya itu sendiri. Apa yang kita pikirkan di jaman ini, akan mempengaruhi keadaan pada abad berikutnya. Banyak manusia yang tidak menyadari betapa pentingnya posisi mereka dalam menanamkan warisan kebudayaan kepada generasi berikutnya. 
     Kalau kita mengingat abad pertngahan, kita akan teringat kepada Agustinus; Martin Luther di jaman reformasi; Immanuel Kant di abad pencerahan; Galileo Galilei di jaman modernisme dan Deepak Chopra di jaman Post-modernisme. Dari deretan perubahan jaman diatas, kita melihat manusia adalah ikon dari setiap jaman. Ini membuktikan bahwa manusia sangat erat dengan budaya. Buku adalah temuan penting dalam peradaban manusia. Sebuah bangsa yang menghargai buku adalah bangsa yang menghargai budaya mereka. Buku harus kembali kepada tempatnya, yaitu tempat yang selalu menjadi pusat pengetahuan menusia yang akan mendidik dan menciptakan budaya yang lebih baik lagi untuk masa depan yang lebih baik. Bangsa ini harus memunculkan orang-orang yang mau untuk mengembalikan posisi buku itu. budaya membaca harus sesegera mungkin direalisasikan. Jangan sampai anak –cucu kita mewariskan kejadian seperti derita di atas tadi. Mulailah dari diri sendiri!!! Bacalah Buku!!! Dan Cintailah Buku!!!

Oleh: 
Wira Franzdes Simarmata (Mahasiswa Teachers College Universitas Pelita Harapan)
Tempat Tanggal Lahir: Pematangsiantar, 02 Desember 1989
Hobi: Bernyanyi, Memasak, Menulis, sport (badminton)

Artikel Terkait:

2 komentar:

  1. gan, usia blog kita hampir sama loh.. baru sebulanan ini... ayo gan, keep posting. Yang butuh Makalah Pendidikan silakan kunjungi Blog Kabar Pendidikan

    BalasHapus
  2. @M. Asrori Ardiansyah

    iya gan..btw ane jarang posting. lagi sibuk banyak tugas kuliah gan
    gimana gan, mau tukeran link ga?

    BalasHapus