Welcome to AGAPE Blog..Please enjoy!!

Sabtu, 16 April 2011

Pentingnya Pendidikan

     Anda bekerja? Pasti jawabannya bukan sekedar ya! Ada tambahan kalau anda selalu sibuk mengerjakan apa yang menjadi pekerjaan anda, sibuk mengatasi masalah yang timbul dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, dan segala macam jawaban yang menunjukan kalau anda adalah bukan orang yang biasa-biasa saja.
Setiap pekerja atau karyawan, di manapun dia bekerja atau berkarya umumnya ingin dianggap spesial. Bahkan tidak sedikit yang merasa paling spesial, walaupun tidak doyan telur. Tapi bagaimana membuktikan kalau kita memang benar-benar bekerja? Biasanya manajemen mempunyai perangkat supervisi bagi setiap pekerja ataupun karyawannya. Daftar hadir adalah yang paling standar dari perangkat administrasi karyawan lainnya. Tapi tulisan ini tidak akan membahas administrasi supervisi karyawan. Tulisan ini sekedar menyodorkan cermin bagi kita sendiri sebagai pekerja agar kita bisa meningkatkan performance. Seperti ketika kita bercermin setelah mandi, pasti kita ingin menunjukkan pada dunia performance terbaik hari ini.
Lebih spesifik, tulisan ini akan menapaki dunia pendidikan. Bagaimanapun pendidikan adalah satu moment penting yang mempengaruhi masa depan kita. Dan posisi yang paling penting dan paling sering disorot dalam dunia pendidikan adalah guru. Entah dengan istilah apa anda menyebutnya, ustadz, pengajar, pendidik, dosen, atau apalah, yang pasti saya menyederhanakannya dalam sebutan guru.
Ketika pertama kali anda menyatakan diri bersedia menjadi guru, saat itulah anda telah mempertaruhkan seluruh kehidupan anda menjadi orang yang bertanggungjawab terhadap mental, spiritual, dan intelektual siswa. Apa yang anda pertaruhkan dalam dunia anda ini? Bakat? Tanpa bakat setiap orang bisa menjadi guru asalkan dia senantiasa memoles diri bagaimana menjadi guru yang berbakat. Apakah ijazah? Berapapun nilai akademis anda, tak ada gunanya jika tak terefleksi dalam keseharian dunia anda. Apakah Kreativitas? Kreativitas hanya akan menjadi kesibukan yang melelahkan jika anda tak punya keberanian dan blueprint masa depan anak didik anda. Apakah keikhlasan? Keikhlasan hanya akan melahirkan cemoohan jika anda tak bisa menghasilkan apa-apa terutama terhadap para siswa. Apakah penghasilan? Ini merupakan kewajaran yang bisa membuat anda sangat "perhitungan" dalam bekerja.
     Semua hal di atas anda pertaruhkan dalam menerjunkan diri pada dunia pendidikan. Tapi, pernahkah anda merencanakan membuat progress report terutama buat anda sendiri? Progress report apapun bentuknya, entah itu matriks, form, ataupun catatan sederhana, sangat penting anda buat agar anda sendiri dapat menilai pencapaian target yang telah anda agendakan. Kan sudah ada satpel, buat apa repot-repot bikin report? Jika anda hanya berkonsentrasi pada target administrasi-akademik, satpel memang cukup. Tapi jika anda membutuhkan trigger agar senantiasa fresh dan inovatif dalam bekerja, anda perlu membuat catatan pribadi tentang rencana dan progress anda sendiri. Ini berkaitan dengan concern profesi anda sebagai guru.
Progress report, entah bagaimana bentuknya, paling sederhana adalah diary, sangat berguna ketika anda sudah menjalani tugas mulia ini. Coba saja dalam tiga bulan pertama pelaksanaan tugas anda, jika anda rutin membuat catatan tentang apa yang anda kerjakan terhadap para siswa, anda bisa menilai sendiri apakah tahapan tujuan yang anda tentukan tercapai atau tidak. Lalu pada satu semester, anda perlu menganalisa catatan pribadi tersebut. Ketika anda membacanya, akan terbayang bagaimana sebenarnya anda sendiri, apa yang telah anda perbuat, bermanfaatkah, sia-siakah, atau stagnan? Dari analisa tersebut tentunya anda bisa melakukan perbaikan diri, entah itu upgrade spiritual, intelektual, atau (yang paling penting) kinerja. 
Ketika seseorang menasbihkan dirinya sendiri sebagai guru, maka ia harus rela mengisi dunianya dengan planning, aksi, dan review, atas profesinya tersebut.
Apakah anda benar-benar siap menjadi guru? Jika jawaban anda ya, bahkan bukan sekedar ya, tapi guru adalah dunia yang tak dapat anda tinggalkan, berarti anda memang mempunyai seperangkat cara untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa anda. Tapi jika anda ragu-ragu menjadi guru, apalagi kalau hanya dijadikan sekedar batu loncatan, lebih baik anda meloncat jauh dari dunia pendidikan. Sebab jika anda memaksakan diri untuk terjun di dunia yang menantang ini, anda hanya akan menyiksa diri dengan segala mimpi-mimpi anda di dunia lain. Dunia di luar pendidikan.
Jadi, jika anda memang guru, bekerjalah seperti seorang guru, bukan buruh. Guru adalah pekerjaan berat yang menyenangkan. Bahkan bagi sebagian orang, mereka merasa bukan sekedar bekerja, tapi bercinta, yaitu bekerja dengan cinta, suatu pekerjaannya yang dilakukannya karena mencintai profesinya dan segala tanggungjawabnya yang melingkari hari-harinya.





»»  ayo baca lagi...

Ayo, bagikan ide dan kreasi kalian di sini!!

     AGAPE membuka kesempatan bagi teman-teman untuk membagikan ide dan kreasi kalian untuk diposting di blog ini. Pasti banyak bakat dan talenta yang kalian miliki, yang mungkin tidak/belum kalian sadari. Siapa tahu anda yang malas membaca ternyata berbakat menjadi seorang penulis.
Kami menerima:
1.Artikel tentang pendidikan, pengetahuan, pelajaran sekolah, sains, teknologi, dan lain-lain
2. Karya sastra, baik puisi, pantun, cerpen, bahkan novel
3. Bagi yang suka menggambar juga boleh
4. dan lain-lain

Syarat dan ketentuan:
1. No SARA
2. Menarik dan sesuai dengan tujuan blog ini, yaitu pendidikan
3. Cantumkan biodata kalian, karena kami sangat menghargai karya orang lain

Kirim data dalam bentuk file (word, powerpoint, pdf, jpg, dll) ke email AGAPE: rudy64agape@gmail.com

     Bagi teman-teman yang ingin menjadi penyumbang tetap bisa hubungi kami baik melalui email, chat, atau bisa menghubungi nomor +68567660777. Nama penyumbang tetap akan masuk ke label/kategori di blog ini.

Selamat berkarya dan menggunkan blog ini dengan sebaik-baiknya.
»»  ayo baca lagi...

Apa itu RSS?


     Mungkin beberapa teman-teman sudah mengetahui apa itu yang dinamakan RSS. Artikel ini hanya ditujukan bagi yang belum tahu saja.
RSS (Really Simple Syndication) adalah bagian dari format web feed yang digunakan untuk menerbitkan update isi blog, berita utama, audio, video, dan lain-lain. Sebuah dokumen RSS (disebut feed, web feed atau channel) termasuk teks penuh ataupun inti teks artikel tersebut, ditambah meta data yang ada seperti tanggal penerbitan dan penulis.

Penggunaan RSS dalam Blog
      Menjalankan blog dan memiliki alamat RSS sangatlah berguna. Mempunyai RSS Feed membuat teman-teman bisa mendapatkan akses ke konten blog tanpa harus mengunjungi blog. Dengan berlangganan RSS feed, teman-teman bisa membuka sebuah alamat dan membuka feed blog dengan feed reader yang teman-teman suka. 
Pada dasarnya RSS itu seperti bookmark.
Jadi, jika ingin mendapatkan konten/isi blog AGAPE secara offline bisa dengan mengklik RSS yang banyak tersedia di halaman ini atau bisa secara langsung dengan mengklik gambar di bawah ini:


»»  ayo baca lagi...

Generasi Tanpa Buku oleh Wira Franzdes S.

     Suatu hari seorang anak dibawa orang tuanya mengunjungi perpustakaan yang letaknya di pusat kota. Sesampainya di dalam perpustakaan, si anak mulai berjalan di lorong-lorong perpustakaan yang sepi dan melihat ke arah rak-rak yang tinggi namun setiap rak hanya terisi beberapa buku. Dia melihat setiap rak dan terlihat seolah-olah kecewa karena mungkin dia tidak menemukan buku yang ia cari. Sudah berjam-jam dia di sana, namun si anak belum menemukan buku apa yang ia cari. Kesabarannya mulai habis dan ia duduk di sebuah kursi di sudut ruangan. Mukanya terlihat murung dan sangat sedih, dan pada akhirnya dia pun menangis.
Buku apakah yang dicari anak tersebut? Mengapa dia sampai sesedih itu?
   Cerita di atas adalah gambaran masa depan sebuah generasi yang diwariskan oleh generasi yang tidak menghargai buku. Semakin hari, semakin banyak orang yang membuat dirinya tidak membutuhkan buku lagi. Teknologi mengakibatkan pergeseran sumber informasi manusia. Jika dahulu sekolah-sekolah dan universitas sangat menghargai buku dengan semboyannya: “buku adalah gudang ilmu”, namun sekarang semboyan itu tidak lagi menjadi populer dan dapat dikatakan telah berubah menjadi: “buku adalah sebagian kecil dari gudang ilmu”. Perangkat lunak yang merajalela membuat buku tidak lagi terlalu penting. Secara langsung ini berpengaruh kepada peredaran buku-buku. 
Arti kata buku secara kharafiah telah berubah. Munculnya buku- buku elektronik menunjukkan teknologi banyak mengambil peran buku yang konvensional. Buku yang dahulu kumpulan kertas yang disusun secara rapi sudah tidak tampak lagi. Kalau kita perhatikan dari arti kata buku, dalam KBBI buku berarti: sebuah berkas yang terdiri dari kertas-kertas yang disusun yang berisi informasi. Buku ditulis dengan tinta dan ada secara fisik. Manusia semakin menginginkan hal yang instan sejak meledaknya modernisme. Banyak orang beranggapan bahwa tidak penting bagaimana caranya, yang terpenting dan satu-satunya yang penting adalah hasilnya. Ini merupakan dampak dari ilmu pengetahuan yang berlebihan. Manusia hanya menginginkan hasil karena semakin banyaknya pilihan. Ketika manusia memiliki banyak pilihan, tanpa sadar manusia menghabiskan banyak waktu untuk memilih. Modernisme secara perlahan mengubah pola pikir manusia. Manusia tidak lagi berusaha untuk maksimal di dalam proses menemukan sesuatu, manusia hanya ingin maksimal pada hasil. Ketika berbicara tentang budaya, konsekuensinya adalah kita harus berbicara tentang manusia. Manusia begitu penting karena manusia menjadi penggerak dari budaya itu sendiri. Apa yang kita pikirkan di jaman ini, akan mempengaruhi keadaan pada abad berikutnya. Banyak manusia yang tidak menyadari betapa pentingnya posisi mereka dalam menanamkan warisan kebudayaan kepada generasi berikutnya. 
     Kalau kita mengingat abad pertngahan, kita akan teringat kepada Agustinus; Martin Luther di jaman reformasi; Immanuel Kant di abad pencerahan; Galileo Galilei di jaman modernisme dan Deepak Chopra di jaman Post-modernisme. Dari deretan perubahan jaman diatas, kita melihat manusia adalah ikon dari setiap jaman. Ini membuktikan bahwa manusia sangat erat dengan budaya. Buku adalah temuan penting dalam peradaban manusia. Sebuah bangsa yang menghargai buku adalah bangsa yang menghargai budaya mereka. Buku harus kembali kepada tempatnya, yaitu tempat yang selalu menjadi pusat pengetahuan menusia yang akan mendidik dan menciptakan budaya yang lebih baik lagi untuk masa depan yang lebih baik. Bangsa ini harus memunculkan orang-orang yang mau untuk mengembalikan posisi buku itu. budaya membaca harus sesegera mungkin direalisasikan. Jangan sampai anak –cucu kita mewariskan kejadian seperti derita di atas tadi. Mulailah dari diri sendiri!!! Bacalah Buku!!! Dan Cintailah Buku!!!

Oleh: 
Wira Franzdes Simarmata (Mahasiswa Teachers College Universitas Pelita Harapan)
Tempat Tanggal Lahir: Pematangsiantar, 02 Desember 1989
Hobi: Bernyanyi, Memasak, Menulis, sport (badminton)
»»  ayo baca lagi...

Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual
2. menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan pengembangan-pengembangan baru yang lebih unggul dari cara-cara yang ada sebelumnya
3. berdasarkan pada observasi yang nyata dan obyektif, bukan berdasarkan pada pendapat subyektif atas dasar pengalaman masa lampau
4. fleksibel dan adaptif, yaitu memperbolehkan untuk mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan inovasi
5. dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran
6. dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum di tingkat kelas
7. dapat digunakan untuk meningkatkan kepakaran atau profesionalisme guru

Adapun beberapa keterbatasan Penelitian Kelas adalah:
1. kurang tertib ilmiah, karena validitas internal dan eksternalnya lemah
2. tujuan penelitiannya bersifat situasional
3. sampelnya terbatas sehingga kurang representatif dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat sedikit

Sumber: p4tkipa
»»  ayo baca lagi...

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian kelas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah . Dilakukan pada tahap observasi awal terhadap suatu kasus atau keadaan pembelajaran di kelas.
2. Perumusan Masalah . Merumuskan apa yang sekiranya memerlukan perbaikan atau yang mungkin dikembangkan sebagai keterampilan baru dengan cara penyelesaian yang baru.
3. Perumusan Tujuan . Tujuan penelitian ditetapkan berdasarkan masalah yang dirumuskan.
4.  Penelaahan Kepustakaan atau Kajian Teori . Penelaahan kepustakaan dilakukan untuk mengetahui apakah orang lain telah mempunyai masalah yang sama atau telah mencapai tujuan seperti yang telah dirumuskan. Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang mendukung mengapa penelitian dilakukan.
5. Perumusan HipotesisTindakan (tidak selalu ada, bisa diganti dengan pertanyaan penelitian) .
6. Penetapan Langkah-Langkah Pengambilan Data . Berupa prosedur atau teknik yang memuat hal-hal apa yang akan dilakukan untuk memperoleh data, misalnya observasi, wawancara, kuesioner, dan sekaligus menyusun instrumen yang diperlukannya.
7. Penetapan Langkah-Langkah Pengolahan Data . Berupa prosedur atau teknik yang berisi langkah apa yang akan dilakukan untuk mengolah data itu, misalnya dimulai dari pengelompokan data berdasarkan jenisnya, mengurutkannya, juga termasuk menetapkan teknik apa yang akan digunakan untuk mengolahnya. Juga, ditetapkan apakah pengolahannya secara kualitatif atau kuantitatif.
8. Pengumpulan Data . Pada tahap ini biasanya peneliti melakukan hal-hal seperti pembelajran, observasi, wawancara, atau kegiatan lainnya sesuai dengan langkah pengambilan data yang telah ditetapkan sebelumnya.
9. Pengolahan dan Penganalisisan Data . Pada tahap ini peneliti mulai mengolah data sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan pada penetapan langkah pengolahan data (bagian g di atas). Data disortir, ditabelkan, dibuat grafiknya, atau dimasukkan pada rumus-rumus, kemudian data hasil pengolahannya dianalisis, ditafsirkan, dan akhirnya disimpulkan.
10. Penulisan Laporan Penelitian . Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian dengan format yang sesuai dengan langkah-langkah penelitian yang telah ditempuh. 

Sumber: p4tkipa
»»  ayo baca lagi...

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

     Hopkin (1993:57-59), mengemukakan enam prinsip yang yang harus diperhartikan oleh guru jika ia akan melaksanakan PTK, prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan guru hendaknya tidak mengganggu tugas utama guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Metode pengumpulan data tidak menyita waktu guru.
3. Metodologi yang digunakan harus reliabel untuk memungkinkan guru dapat mengembangkan PBM yang diterapkan di kelas tertentu.
4. Masalah penelitian yang diambil hendaknya dapat dipecahkan oleh guru dan tidak terlalu kompleks.
5. Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru sebagai peneliti untuk memberikan perhatian pada prosedur-prosedur di lingkungan kerjanya.
6. Jika memungkinkan penelitian dilakukan untuk meningkatkan upaya-upaya pada pencapaian tujuan/prioritas sekolah ke masa depan.
Suharsimi (2006:6) mengemukan lima prinsip dalam melakukan penelitian tindakan (atau PTK), yaitu:
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
      Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru (peneliti) tanpa mengubah situasi rutin, karena kalau diubah akan menjadikan situasi belajar tidak wajar, oleh karena itu PTK tidak memerlukan waktu khusus, tidak mengubah jadwal pelajaran yang sudah ada. Hal yang dilaksanakan dalam PTK adalah yang terkait dengan profesi guru.
2. Adanya kesadaran diri unuk memperbaiki kinerja
      Penelitian Tindakan Kelas dilakukan karena adanya dorongan dan keinginan guru untuk selalu melakukan perbaikan atau peningkatan diri karena menyadari adanya kekurangan pada diri, tidak ada paksaan dari orang lain, tetapi harus atas dasar sukarela dan dengan senang hati.
3. SWOT sebagai dasar berpijak
      Penelitian tindakan hendaknya dimulai dari analisis kekuatan S -(Strength), kelemahan- W (Weaknesses), kesempatan- O (Opportunity), dan ancaman- T (Treath). Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan dan siswa yang dikenai tindakan. Guru melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri sebagai peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi dengan cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Sedangkan kesempatan dan acaman diidentifikasi dari luar diri guru dan siswa apakah ada resiko-resiko yang akan dihadapi jika penelitian dilakukan.
4. Upaya Empirik dan Sistematik
      Prinsip ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga, dengan telah melakukan SWOT berarti sudah melakukan prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan sistematik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem pembelajaran (objek yang sedang digarap).
5. SMART
      Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang terkandung dalam SMART,yaitu:
- Spesifik: khusus, permasalahan tidak terlalu umum
- Managable: dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable: dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
- Realistic: operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa. 
- Time-bound , diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada siswanya.

Sumber: p4tkipa
»»  ayo baca lagi...

Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat dari PTK adalah sebagai berikut:
1. Inovasi Pembelajaran
     Guru perlu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda, karena itu, jika guru melakukan PTK yang dimulai dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran. 

2. Peningkatan Profesionalisme Guru
     Mc Niff (1992:9) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan dalam PTK merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang profesional akan selalu mengkaji dan melakukan penilaian secara kritis terhadap praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat kinerjanya sendiri, dan ia merefleksikan apa yang telah dilakukannya, lalu ia memperbaikinya, maka pada akhirnya guru akan mendapatkan otonominya secara profesional.

Sumber: p4tkipa
»»  ayo baca lagi...

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

     Tujuan penelitian tindakan kelas banyak dikemukakan oleh banyak ahli, namun berikut ini hanya beberapa pendapat yang dikemukakan. Hopkin (1993:44) mengemukakan tujuan PTK adalah untuk: (1) memberikan kontribusi terhadap pemecahan permasalahan praktis dan pengembangan keprofesian guru ( terutama dalam menerapkan teori ke dalam praktik mengajar); (2) untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang akan memberikan kepekaan kepada guru bagaimana siswanya belajar dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan Mc Niff (1992) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini mengacu dan memiliki konteks proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tujuan utama dari PTK adalah untuk peningkatan dan atau perbaikan praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.
     Suyanto (1996) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan diri atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat tercapai apabila guru melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Tujuan iringan dari PTK ini adalah terjadinya proses latihan bagi guru dalam jabatan selama proses penelitian tindakan berlangsung. Zainal Aqib (2006:18) mengemukakan juga bahwa PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, guru akan mendapatkan banyak pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran , dan bukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu baru.


Sumber: p4tkipa
»»  ayo baca lagi...

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

     Setiap penelitian memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari penelitian lainnya. Dari beberapa literatur yang sangat terbatas, penulis mengidentifikasi beberapa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebagai berikut:
1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berasal dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan penelitian hendaknya bersifat konstektual dan spesifik.
Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan/memperbaiki praktik-praktik pembelajaran secara langsung daripada menghasilkan pengetahuan.
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berlingkup mikro, dilakukan dalam lingkup kecil, bisa satu kelas atau beberapa kelas di suatu sekolah tertentu, sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel. Istilah sampel dan pupulasi tidak diperlukan dalam PTK ini, karena hasil PTK tidak untuk digeneralisasikan.
3. Hasil temuan PTK adalah pemahaman mendalam mengenai kehidupan kelas.
4. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual di dalam dunia kerja atau dunia pendidikan.
5. Pada PTK, peneliti sebagai guru tetap melaksanakan tugasnya sehari-hari mengajar di kelas dan guru sebagai peneliti dapat melakukan perubahan-perubahan atau pemecahan masalah untuk perbaikan atau peningkatan pembelajaran.
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk jenis penelitian terapan yang melibatkan peneliti secara aktif mulai dari pembuatan rancangan penelitian, rencana tindakan, sampai pada penerapannya dengan modifikasi intervensi yang sesuai dengan perkembangan kelas.
7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat fleksibel dan adaptif, membolehkan peneliti mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan pelaksanaan on the spot experimentation dan inovasi.
8. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu kerja sama antara teman sejawat, atau kepala sekolah, dan pakar pendidikan, untuk berbagi kepakaran dan atas pemahaman terhadap kelebihan masing-masing. PTK dapat juga dilakukan secara individual (oleh seorang peneliti), dan atau dalam bentuk tim.
9. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan langkah-langkah berupa siklus yang sistematis, dengan urutan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sumber : p4tkipa
»»  ayo baca lagi...